16.LOGIKA
Pengertian
Logika
Logika
berasal dari kata Yunani
kuno λόγος (logos)
yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang
filsafat.
Sebagai ilmu, logika
disebut dengan logike episteme (Latin: logica
scientia)
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu di sini mengacu
pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan
masuk akal.
Logika
sebagai ilmu pengetahuan
Logika merupakan
sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah
berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Logika
sebagai cabang filsafat
Logika adalah sebuah
cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika
lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat
di Yunani. Dalam
usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya,
filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang
lain dengan menunjukkan kesesatan
penalarannya.
Logika
digunakan untuk melakukan pembuktian.
Logika mengatakan yang bentuk inferensi
yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari
sebagai cabang filosofi,
tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran
Dasar-dasar
Logika
Konsep bentuk
logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa
kesahihan
(validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan
oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis
argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti
yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles
dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.
Dasar
penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Penalaran deduktif,
kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau
mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika
kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis
dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak
valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan
valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis
dari premis-premisnya.
Contoh
argumen deduktif:
- Setiap mamalia punya sebuah jantung
- Semua kuda adalah mamalia
- ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif,
kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari
serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh
argumen induktif:
- Kuda Sumba punya sebuah jantung
- Kuda Australia punya sebuah jantung
- Kuda Amerika punya sebuah jantung
- Kuda Inggris punya sebuah jantung
- ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
Tabel
di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan
penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif
|
Induktif
|
Jika
semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
|
Jika
premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
|
Semua
informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara
implisit, dalam premis.
|
Kesimpulan
memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam
premis.
|
Sejarah
Logika
- Masa Yunani Kuno
Logika dimulai sejak
Thales (624
SM - 548
SM), filsuf
Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan
cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan
bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika
induktif.
Aristoteles
kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut
logica
scientica.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air
adalah arkhe
alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa
segala sesuatu.
Dalam logika Thales,
air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan
dari:
- Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
- Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
- Air jugalah uap
- Air jugalah es
Jadi,
air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe
alam semesta.
Sejak saat Thales
sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai
dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427
SM-347 SM) juga
telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica
, yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi
yang berangkat dari proposisi
yang benar, dan dialektika
yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi
yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles
adalah silogisme.
Buku
Aristoteles to
Oraganon
(alat) berjumlah enam, yaitu:
- Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
- De interpretatione tentang keputusan-keputusan
- Analytica Posteriora tentang pembuktian.
- Analytica Priora tentang Silogisme.
- Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
- De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Pada
370 SM - 288
SM Theophrastus,
murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum,
melanjutkan pengembangn logika.
Istilah
logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334
SM - 226 SM
pelopor Kaum Stoa.
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130
M - 201
M) dan Sextus Empiricus 200
M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan
menerapkan metode geometri.
- Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga
abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De
Interpretatione,
Eisagoge
oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
Lahirlah
logika modern
dengan tokoh-tokoh seperti:
Pengembangan dan
penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas
Hobbes (1588 - 1679)
dengan karyanya Leviatan
dan John Locke (1632-1704)
dalam An
Essay Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561
- 1626) mengembangkan
logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum
Organum Scientiarum.
J.S. Mills (1806
- 1873) melanjutkan
logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System
of Logic
Lalu
logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik
seperti:
Lalu Chares
Sanders Peirce (1839-1914),
seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John
Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya
tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's
Law)
yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general
theory of signs)
Puncak kejayaan
logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913
dengan terbitnya Principia
Mathematica
tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861
- 1914) dan Bertrand
Arthur William Russel (1872
- 1970).
Logika
simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951),
Rudolf Carnap (1891-1970),
Kurt Godel (1906-1978),
dan lain-lain.
Logika
sebagai matematika murni
Logika masuk ke
dalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang
tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode
ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik
(logika
simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang
dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200
M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Puncak logika
simbolik terjadi pada tahun 1910-1913
dengan terbitnya Principia
Mathematica
tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861
- 1914) dan Bertrand
Arthur William Russel (1872
- 1970).
Kegunaan
logika
- Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
- Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
- Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Macam-macam
logika
- Logika alamiah
Logika alamiah
adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus
sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi
contoh penerapan dalam kehidupan nyata.
- Logika ilmiah
Logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran, serta akal
budi.
Logika
ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti,
lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk
menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar