6.
Geografi dalam Kehidupan Manusia
APRIL 10,
2014
3.3
Geografi dalam kehidupan manusia
- Geografi Kehidupan Penyebaran Makhluk Hidup
Mempelajari
hubungan permukaan bumi dengan berbagai makhluk hidup yang tinggal di
permukaannya. Bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk
menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.
Seperti
yang kita ketahui bahwa pembentukkan bioma sangat dipengaruhi oleh
factor Biotik dan Abiotik.
Faktor Biotik
dan Abiotik memiliki
keterkaitan yang sangat erat untuk mendukung kehidupan suatu
ekosistem dapat berjalan dengan baik. Jika salah satu faktor diubah
atau mengalami gangguan, maka hal itu akan berdampak pada
ketersediaan sumber daya lainnya dalam suatu sistem.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penyebarannya :
1.Biotik
Merupakan,
faktor hidup, atau terkait dengan kehidupan. Yang termasuk biotik
yaitu manusia, hewan (fauna), tanaman (flora), jamur, protista dan
bakteri.
2.Abiotik
Merupakan,
komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk
komponen abiotik adalah, tanah, batu dan iklim, hujan, suhu,
kelembaban, angin, serta matahari. Abiotik tidak memiliki ciri
sebagaimana faktor biotik, seperti bernapas, tumbuh, berkembang biak,
makan dan minum, berekresi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik
dapat hidup dan melakukan aktivitas.
2.
Pembagian wilayah berdasarkan iklim
1.
Daerah Tropik
Beriklim
panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan
suhu antaraJanuari
hingga Desember sangatlah sedikit, curah hujan sangat tinggi.
Terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membenntuk suatu hutan
tropik dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Pohon-pohonnya besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 m
- Cabang pohon panjang dan banyak, membentuk naungan pohon yang luas
- Di dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dancurah hujan yang dikandung cabang atau dahan tempat menempel
- Tanah dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan sinar matahari. Hal ini menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas. Misalnya rotan
- Di lapisan terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai makanan hewan kecil.
Didalam
hutan tropis yang lebat, terdapat beraneka ragam binatang, mulai
dari bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan
binatang besar lainnya. Tumbuhan di daerah ini memiliki ciri, yaitu
berukuran kecil, tumbuh ketika hujan turun, berbunga dan berbiji
dalam ukuran kecil dan tahan lama,
tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.
Di
pedalaman daerah tropik lain terdapat beberapa gurun pasir yang
kondisinya jauh berbeda dengan lingkungan hutan tropik. Ciri
lingkungan abiotiknya : suhu udara pada siang hari sangat
tinggi, sekitar 50oC
sedangkan pada malam hari dapat mencapai 0oC.
Kelembapan udara sangat rendah, penguapan air sangat
tinggi, yang berakibat pada tanahnya yang tandus. Dengan kondisi
bioma seperti ini maka hanya sedikit jumlah spesies tanaman yang
mampu tumbuh.
2.
Daerah Sub-Tropik
Disebut
iklim sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, musim
dingin dan musim semi.
Curah hujannya sepanjang tahun, sekitar 75-100cm/tahun.
Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam
rumput. Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun dan rumput
cepat mati dan membusuk ketika musim gugur. Ciri Biomanya : Hutannya
merupakan hutan luruh, Gugurnya daun merupakan persiapan datangnya
musim dingin dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai. Pada
musim dingin terdapat salju, jumlah tumbuhan jauh lebih sedikit, dan
jarak antar pohon tidak rapat dan tidak ada perdu di bawahnya.
3.
Daerah Kutub
Di
daerah ini jika pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam
sehari. Tapi pada musim dingin, matahari kurang dari 12 jam sehari.
Bioma yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang
pohonnya terdisi dari satu spesies (homogen). Pohon khasnya adalah
konifer, dan hewan yang hidup disekitar hutan taiga seperti moose,
beruang hitam, dan marten.
Di
belahan utara, terdapat tundra.
Daerah ini mendapat sedikit energi radiasi matahari. perbedaan siang
dan malam pada musim panas dan dingin sangatlah besar. Rumput tumbuh
menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Binatang khas daerah
ini adalah rendeer, beruang putih, musk axen.
- Pembagian wilayah untuk penyebaran binatang
Persebaran
hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,
klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan
lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.
Ilmu yang mempelajari persebaran fauna di muka bumi ini disebut
Zoogeografi. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Jika tidak
ada hambatan-hambatan, maka persebaran hewan akan berjalan terus.
Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di
dataran rendah atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit
hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya.
Di
samping itu, faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran
hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi
satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif, bila
habitatnya dirasakan sudah tidak cocok seringkali mereka secara
massal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu, pola
persebaran fauna tidak setegas persebaran flora.
Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah
lainnya.
Pada
tahun 1876 Alfred
Russel Wallace membagi
wilayah persebaran fauna atas delapan wilayah yaitu Ethiopian,
Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik, Oceanik
dan Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Wilayah Ethiopian
Wilayah
persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun
Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi
Arabia. Hewan yang khas daerah ini
adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah.
Mamalia padang rumput seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah,
harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia
endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang hanya terdapat di sungai
Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih
kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika.
Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,
kelelawar, dan anjing.
2. Wilayah
Palearktik
Wilayah
persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni
Soviet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya,
Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di
pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan
wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun
kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga
bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di
lingkungan aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara,
binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub.
Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain
kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing,
dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
3.
Wilayah Nearktik
Wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat,
Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini
adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur,
bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat
beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti kelinci,
kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4.
Wilayah Neotropikal
Wilayah
persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian
besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik
dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan
piranha dan belut listrik di sungai Amazon, lama (sejenis unta) di
padang pasir atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah
Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena
jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa
spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya,
ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar
penghisap darah.
5.
Wilayah Oriental
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di
Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau,
orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan
lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop, berbagai
jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan
wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak,
dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
6.
Wilayah Australian
Wilayah
ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan
pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah
kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur).
Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung
cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok
reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
7.
Wilayah Oceanik
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.
Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan,
dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya
hampir sama dengan wilayah Australian.
8.
Wilayah Antartik
Seperti
namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis
fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan
dingin, misalnya rusa kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci
kutub, dan beruang kutub.
Tiga
wilayah persebaran fauna di Kepulauan Indonesia, yaitu:
1.
Sundaic
Pulau
yang termasuk kedalam wilayah ini adalah pulau Kalimantan,
pulau jawa, pulau Sumatera, pulau Bali. Fauna sundaic memiliki
kemiripan dengan fauna Asia. Fauna sundaic antara lain adalah: gajah
India di Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak
bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa,
raliahan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Orang utan di
Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan
beruang madu di Sumatera dan Kalimantan. Di Nusa Tenggara terdapat
sejenis cecak terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di
daerah ini adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo
Nias di Kabupaten Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di
Kalimantan.
2.
Wallacea
Fauna
Wallacea ( peralihan) tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang
membatasi dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yang
membatasi dengan fauna di dataran Sahul. Fauna pada wilayah ini
memiliki kemiripan peraliahan antara fauna Asia dengan fauna benua
Auatralia. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus,
biawak, katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis.
Di daerah fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komo
di P.Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar),
burung Kasuari di Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan.
3.
Australis
Fauna
yang terdapat di wilayah ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau
disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan
binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna
dataran Sahul, contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus,
burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan
amphibi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar