Himpunan
dan Bilangan
APRIL 10,
2014
6.1
Pengertian, Penulisan, dan Macam Himpunan
APRIL 10,
2014
A. PENGERTIAN
HIMPUNAN
Himpunan
merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek yang telah
terdefinisi secara jelas atau sekumpulan objek yang mempunyai satu
kesatuan serta mempunyai keterikatan diantara anggota-anggotanya.
Contoh
himpunan:
-
Kumpulan kata dalam kamus
-
Kumpulan buku dalam perpustakaan
Sifat
keterikatan yang ada dalam kumpulan tersebut biasa disebut
sifat-sifat dari himpunan:
1.
Setiap objek dapat dibedakan dari yang satu dengan yang lainnya yang
ada dalam unsur/elemen dari himpunan itu sendiri.
2.
Dapat dibedakan mana anggota himpunan dan mana yang bukan.
Contoh:
Umum:
- himpunan mahasiswa ikip pgri bali yang namanya mulai dari huruf A.
-himpunan
binatang berkaki 2
`
-ilmu geometri berhubungan dengan matematika yang berhubungan
dengan titik.
Khusus:
- himpunan bilangan positif
-himpunan
bilangan real yang x≤5004
-himpunan
asli yang 2 <x<60
ü
Lambang himpunan biasa ditulis sebagai berikut: “A” = { }
ɛ
= elemen / unsur
B.
MENYATAKAN ATAU MENULIS SUATU HIMPUNAN
1.
Cara pendaftaran
Suatu
cara yang dipergunakan untuk menulis himpunan dengan cara
mendaftarkan setiap elemen / unsur dari himpunan tersebut.
Contoh
: - himpunan bilangan bulat yang kurang dari sama dengan 18,
ditulis
B= {0,1,2,3,...}
-himpunan
binatang berkaki 4, ditulis B= {sapi,babi,anjing,...}
2.
Cara pencirian
Suatu
cara yang dipakai untuk menyatakan / menulis himpuna dengan cara
menulis karakteristik dari setiap elemen / unsur himpunan tersebut.
Contoh:
- himpunan bilangan real yang 2,005<x≤10,11
Dinyatakan
dalam bentuk pencirian menjadi R={x/2,005<x≤10,11;xϵR}
-himpunan
bilangan bulat, dinyatakan dalam bentuk pencirian menjadi: B={x/xϵb}
C. JUMLAH UNSUR
SUATU HIMPUNAN
Banyaknya
elemen atau unsur yang terkandung didalam himpunan itu sendiri ,
biasanya di beri simbol “ N(A)”= kardinal.
Contoh
:
1.
A= {a,i,u,é,o,e}
“N(A)”=
6
2.
B= {-2,-1,0,1,2,3,4}
“N(A)”=7
D.
MACAM-MACAM HIMPUNAN
1.
Himpunan Kosong
Himpunan
yang tidak memiliki elemen atau unsur. Simbol himpunan kosong
i.
{ }
ii.
Ф atau Ǿ
Contoh
: - himpunan nama hari yang diawali huruf z
-himpunan
bilangan bulat 4<x<5
Jika
ditulis dengan cara pencirian menjadi : A= {x/x}
2.
Himpunan Bagian
Jika
A adalah himpunan, B juga himpunan maka himpunan A dikatakan
himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika untuk setiapn x
elemen berada dalam himpunan A dan untuk setiap x elemen pula berada
dalam himpunan B.
Simbol
: “C”
Contoh
:
1.
A={1,3,5,7}
B=Himpunan
bilangan bulat positif yang kurang dari 25
Jadi
ACB
2.
D={0,1,2,3,4}
E={0,1,2,3,4}
Jadi
DCE merupakan himpunan bagian biasa.
3.
Himpunan Bagian Sejati
Jika
A adalah suatu himpunan dan B juga merupakan suatu himpunan maka
himpunan A dikatakan himpunan bagian yang sejati dari himpunan B ,
jika dan hanya jika untuk setiap x elemen berada dalam himpunan B ,
paling sedikit sekurang kurangnyaada 1 elemen B Yang tidak berada
dalam himpunan A.
Contoh
:
1.
A= {1,3,5,7}
B=Himpunan
bilangan bulat positif yang kurang dari 25
Jadi
ACB adalah himpunan bagian sejati
4.
Himpunan berhingga
Suatu
himpunan yang elemen unsur/ anggotanya dapat dihitung banyaknya atau
berhingga banyaknya. Biasanya untuk menyatakan atau menulis himpunan
ini tidak perlu ditulis secara keseluruhan dari elemen-elemennya
,cukup ditulis anggota awalnya serta anggota akhirnya.
Contoh
:
1.
A=himpunan bilangan bulat positif < 2000
Jadi
A={0,1,2,3,4,...,1999}
5.
Himpunan Tak Berhingga
Suatu
himpunan yang elemen / unsur maupun anggotanya tidak dapat dihitung
banyaknya(tak berhingga). Untuk menyatakan / menulis himpunan ini
tidak perlu ditulis semuanya ukup ditulis elemen awal dan titulis 3
titik tanpa ada elemen berikutnya.
Contoh:
1.
Himpunan bilangan asli
Jadi
A= {1,2,3,...}
2.
Himpunan bilangan bulat
Jadi
B={...,-2,-1,0,1,2,3,...}
6.
Himpunan Semesta(S)
Suatu
himpunan yang elemen/unsur anggotanya merupakan keseluruhan dari
objek objek pembicaraan didalam himpunan itu sendiri.
Contoh
:
1.
A= himpunan garis yang saling berpotongan dalam suatu bidang
datar
B=
Himpunan suatu kurva yang saling berpotongan dalam suatu bidang datar
Jadi
himpunan semesta adalah kumpulan titik-titik pada suatu bidang datar
7.
Himpunan Complument ( Ac)
Jika
S adalah himpunan semesta dan A merupakan suatu himpunan bagian dari
himpunan S, Maka Ac adalah suatu himpunan yang elemen atau unsur atau
anggotanya adalah yang tidak berada pada himpunan A itu sendiri.
8.
Himpunan Bersandi
Jika
A dalah himpunan dan B juga himpunan maka Himpunan A dikatakan
himpunan bersandi dari himpunan B jika dan hanya jika paling
sedikitnya ada satu atau lebih unsur atau elemen dari kedua himpunan
tersebut mempunyai anggota yang sama.
Contoh
;
1.
A= {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
B=
{5,7,9,11,13,15,17}
Jadi
A bersandi B= {5,7,9}
9.
Himpunan Lepas
Jika
A adalah suatu Himpunan dan B juga himpunan , maka A dikatakan
himpunan lepas dari himpunan b jika dan hanya jiak kedua himpunan
tersebut tidak mengandung unsur atau elemen yang saling bersekutu.
Contoh:
1.
A = {x/x bilangan ganjil}
B
= {x/x bilangan genap}
Jadi
A himpunan lepas B
10.
Himpunan Sama
Jika
A suatu himpunan dan b juga merupakan suatu himpunan maka himpunan A
dikatakan Himpunan sama dengan himpunan B ,jika dan hanya jika untuk
setiap x elemen berada dalam himpunan A dan x elemen berada pula pada
himpunan B , begitu pula sebaliknya, maka dikatakan himpunan sama.
Contoh
:
1.
A={a,i,u,e,o}
B={u,e,o,a,i}
Jadi
A=B
2.
C={0,1,2,3,4,5,6}
D=
{Himpunan Bilangan bulat positif yang kurang dariu dan sama dengan 6}
Jadi
C=D
11.
Himpunan Sederajat
Jika
A merupakan suatu himpunan dan b juga merupaakan suatu himpunan, maka
himpunan a dikatakan himpunan sederajat dengan himpunan B jika dan
hanya jika kedua himpunan tersebut mempunyai jumlah bilangan
kardinal.
Contoh
;
1.
A={a,b,c,d,e,f,g}
B={0,1,2,3,4,5,6}
N(A)=
7
N(B)=7
N(A)=N(B)
Jadi
A sederajat dengan B
Sumber:
6.2
Diagram Venn
Untuk
memahami pengertian himpunan semesta perhatikan contoh berikut ini:
S
= {murid-murid di sekolahmu},
A
= {murid-murid di kelasmu}.
Ternyata
himpunan S memuat semua anggota himpunan A, sehingga himpunan
merupakan himpunan semesta dari himpunan A.
Ini
adalah diagram venn. Diagram venn adalah cara lain untuk menyatakan
suatu himpunan dengan gambar atau diagram. Diagram venn ini pertama
kali ditemukan oleh ahli matematika berkebangsaan Inggris yang
bernama John Venn (1834-1923).
Ketentuan
dalam membuat diagram venn sebagai berikut:
1.
Himpunan semesta digambarkan dengan sebuah persegi panjang dan di
pojok kiri diberi simbol S.
2.
Setiap anggota himpunan semesta ditunjukkan dengan sebuah noktah di
dalam persegi panjang itu, dan nama anggotanya ditulis berdekatan
dengan noktahnya.(lihat gambar di atas)
Misal:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 20}
3.
Setiap himpunan yang termuat di dalam himpunan semesta ditunjukkan
oleh kurva tutup sederhana.
Misal:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 20}
A
= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
B
= {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20}
Karena
semua anggota himpunan A dan B termuat di dalam himpunan S, maka
himpunan A dan B di dalam himpunan S.
Yang
dimaksud Irisan Himpunan adalah anggota persekutuan antara A dan B
(lihat gambar di atas).
Irisan
himpunan dari persekutuan A dan B adalah 2, 4, 6, 8
Sumber:
6.3
OPERASI ANTAR HIMPUNAN DAN DIAGRAM VENN
APRIL
10, 2014
Dalam matematika,
himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap
sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana,
tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan
mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai
struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
Irisan
dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn
Teori
himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang
merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai
diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan
bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat
dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari
matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika
diturunkan.
A.
Anggota Himpunan
a.
Untuk menyatakan suatu benda (objek) yang merupakan anggota
himpunan dilambangkan " ∈"
dan jika bukan anggota dilambangkan " ".
b.Himpunan
terhingga dan tak terhingga Himpunan terhingga adalah himpunan yang
anggotanya tertentu. Himpunan tak terhingga adalah himpunan yang
anggotanya tak terbatas jumlahnya.
B.
Himpunan Kosong
Himpunan
kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota Notasi himpunan
kosong adalah { } atau {0} bukan himpunan kosong karena mempunyai
anggota yaitu “nol”.
C.
Himpunan bagian
A
himpunan bagian dari B jika setiap anggota A merupakan anggota
himpunan B dan ditulis "A( B". Jika banyaknya anggota suatu
himpunan A adalah n(A), maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah
2n(A)
D.
Himpunan semesta
adalah
himpunan yang memuat semua obyek yang dibicarakan. notasi "S".
E.
Diagram Venn
digunakan
untuk menyatakan suatu himpunan atau hubungan antar himpunan.
F.Menyatakan
suatu Himpunan
Dengan
kata-kata
Dengan
cara menyebutkan semua syarat/sifat keanggotaannya.
Contoh:
P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40, ditulis P =
{bilangan prima antara 10 dan 40}.
2.
Dengan notasi pembentuk himpunan
Sama
seperti menyatakan himpunan dengan kata-kata, pada cara ini
disebutkan semua syarat/sifat keanggotannya. Namun, anggota himpunan
dinyatakan dengan suatu peubah. Peubah yang biasa digunakan adalah x
atau y. Contoh: P : {bilangan prima antara 10 dan 40}. Dengan notasi
pembentuk himpunan, ditulis P = {10 < x < 40, x €bilangan
prima}.
3.
Dengan mendaftar anggota-anggotanya
Dengan
cara menyebutkan anggota-anggotanya, menuliskannya dengan menggunakan
kurung kurawal, dan anggotaanggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh: P = {11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37}
G.
Operasi Antar Himpunan dan Diagram Venn-nya
1.
Irisan himpunan
A
irisan B ditulis A ∩ B = {x | x ∈
A dan x ∈
B}
2.
Gabungan Himpunan
A
gabungan B ditulis A ∪
B = {x | x ∈
A atau x ∈
B}
3.
Komplemen himpunan
Komplemen
A ditulis A1 atau Ac = {x | x ∈
S dan x ∈
A}
H.
Operasi Pada Himpunan
Jika
S adalah himpunan semesta dan himpunan A Ì S , komplemen dari A
, ditulis A’ , adalah himpunan dari semua anggota S yang bukan
merupakan anggota A .
A’
= { x | x ÏA }
Gabungan
(union) himpunan A dan himpunan B, ditulis sebagai A È B, adalah
sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota A atau anggota B
atau anggota keduanya.
A
È B = { x | x ÎA atau x ÎB }
Irisan
(interseksi) himpunan A dan himpunan B, ditulis sebagai A Ç B,
adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota bersama dari
himpunan A dan B.
A
Ç B = { x | x ÎA dan x ÎB }
Selisih
(difference) dari himpunan A dengan himpunan B, ditulis sebagai A -
B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan
A yang bukan merupakan anggota himpunan B.
A
- B = { x | x ÎA dan x ÏB }.
Jelas
bahwa
B
- A = { x | x ÎB dan x ÏA }.
Selisih
simetri (symetric difference) dari himpunan A dengan himpunan B,
ditulis sebagai A D B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya
merupakan anggota gabungan himpunan A dan B, tetapi bukan merupakan
anggota irisan himpunan A dan B.
A
D B = ( A È B ) – ( A Ç B )
atau
A
D B = ( A – B ) È ( B - A ).
Sumber:
6.4
Himpunan Bilangan dan Skemanya
APRIL 10,
2014
1.
Himpunan Bilangan Asli
Bilangan
asli merupakan bilangan yang sering kita gunakan, seperti untuk
menghitung banyaknya pengunjung dalam suatu pertunjukan seni atau
banyaknya tamu yang menginap di hotel tertentu. Bilangan asli sering
pula disebut sebagai bilangan natural karena secara alamiah kita
mulai menghitung dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya.
Bilangan-bilangan tersebut membentuk suatu himpunan bilangan yang
disebut sebagai himpunan bilangan asli. Dengan demikian, himpunan
bilangan asli didefinisikan sebagai himpunan bilangan yang diawali
dengan angka 1 dan bertambah satu-satu.
Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf A dan anggota himpunan dari bilangan asli dinyatakan sebagai berikut.
A = {1, 2, 3, 4, …}.
2. Himpunan Bilangan Cacah
Dalam sebuah survei mengenai hobi siswa di kelas tertentu, diketahui bahwa banyak siswa yang hobi membaca 15 orang, hobi jalan-jalan sebanyak 16 orang, hobi olahraga sebanyak 9 orang dan tidak ada siswa yang memilih hobi menari. Untuk menyatakan banyaknya anggota yang tidak memiliki hobi menari tersebut, digunakan bilangan 0. Gabungan antara himpunan bilangan asli dan himpunan bilangan 0 ini disebut sebagai himpunan bilangan cacah.
Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf C dan anggota himpunan dari bilangan cacah dinyatakan sebagai berikut:
C = {0, 1, 2, 3, 4,…}.
3. Himpunan Bilangan Bulat
Himpunan bilangan bulat adalah gabungan antara himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan bulat negatif. Bilangan ini dilambangkan dengan huruf B dan anggota himpunan dari bilangan bulat dinyatakan sebagai berikut:
B = {…, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, …}.
4. Himpunan Bilangan Rasional
Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan p, q ∈ B dan q ≠ 0. Bilangan p disebut pembilang dan q disebut penyebut. Himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan huruf Q. Himpunan dari bilangan rasional dinyatakan sebagai berikut:
5. Himpunan Bilangan Irasional
Himpunan bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan p, q anggota B dan q ≠ 0. Contoh bilangan irasional adalah bilangan desimal yang tidak berulang (tidak berpola), misalnya: 2 , π, e, log 2. Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf I.
6.5 HIMPUNAN BILANGAN BULAT dan RILL
APRIL 10,
2014
HIMPUNAN BILANGAN BULAT dan
RILL juga SKEMANYA
Pendefinisian
Himpunan
Untuk
mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu :
1.
Mendaftarkan semua anggotanya.
Contoh:
A = {a,e,i,o,u} - B = {2,3,5,7,11,13,17,19}
2. Menyatakan
sifat yang dimiliki anggotanya
Contoh:-
A = Himpunan vokal dalam abjad latin -
B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20
3.
Menyatakan sifat dengan pola
Contoh:-
P = {0,2,4,8,10,…,48} - Q = {1,3,5,7,9,11,13,15,…}
Awas
dalam kasus: R = { 2,3,5,7,…,19}. Penulisan himpunan
seperti inibukan
merupakan well-defined karena
memunculkan ambigu, yaitu R dapat diartikan sebagai himpunan bilangan
ganjil yang lebih besar dari 1 dan kurang dari 20. Sementara
itu R dapat diartikan pula sebagai himpunan bilangan prima yang
kurang dari 20. Oleh
karena itu pendefinisian himpunan dengan menyatakan pola seperti ini
harus sangat hati-hati agar tidak menimbulkan tafsiran lain.
4.
Menggunakan notasi pembentuk himpunan
Contoh:
- P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7
dan 15}(Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14}) - Q = { t | t biangan
asli} (Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…} - R = { s | s² -1=0,
s bilangan real} (Maksudnya R = {-1,1})
Definisi
himpunan bilangan bulat
Himpunan
bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya
seluruh bilangan bulat, baik negatif, nol, dan positif.
Z
|
symbol yang
digunakan untuk melambangkan himpunan bilangan bulat.Bilangan
bulat terdiri dari bilangan
cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0
adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah).
Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Himpunan semua
bilangan bulat dalam matematika dilambangkan
dengan Z (atau ),
berasal dari Zahlen(bahasa
Jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z tertutup
di bawah operasi penambahan dan perkalian.
Artinya, jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan
bulat. Namun berbeda dengan bilangan
asli, Z juga
tertutup di bawah operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan
bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena itu Z tidak
tertutup di bawah pembagian.
Penambahan | Perkalian | |
closure: | a + b adalah bilangan bulat | a × b adalah bilangan bulat |
Asosiativitas: | a + (b + c) = (a + b) + c | a × (b × c) = (a × b) × c |
Komutativitas: | a + b = b + a | a × b = b × a |
Eksistensi unsur identitas: | a + 0 = a | a × 1 = a |
Eksistensi unsur invers: | a + (−a) = 0 | |
Distribusivitas: |
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
|
|
Tidak ada pembagi nol: | jika a × b = 0, maka a = 0 atau b = 0 (atau keduanya) |
Contoh :
B = {...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}
Definisi
himpunan bilangan rill
Himpunan
bilangan riil adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan
gabungan dari himpunan bilangan rasional dan irasional.
Himpunan
bilangan riil dalam interval (0,1)
juga memiliki kardinalitas, karena terdapat korespondensi atu-satu
dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang
salah satunya adalah
R
|
simbol
yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan bilangan
rill. Dalam matematika, bilangan
riil atau bilangan
real menyatakan bilangan yang bisa dituliskan dalam
bentuk desimal,
seperti 2,4871773339… atau 3.25678. Bilangan real meliputi bilangan
rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan
irasional, seperti π dan . Bilangan rasional
direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir, sedangkan bilangan
irasional memiliki representasi desimal tidak berakhir namun
berulang. Bilangan riil juga dapat direpresentasikan sebagai salah
satu titik dalam garis bilangan.
Definisi
popular dari bilangan real meliputi klas ekivalen dari deret
Cauchy rasional, irisan Dedekind, dan deret
Archimides.
Bilangan riil ini berbeda dengan bilangan
kompleks yang termasuk di dalamnya adalah bilangan
imajiner.
Contoh
: log 10, 5/8, -3, 0, 3
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar